Friday, November 13, 2009

Wow...223 Prajurit Tewas jadi Tato di Punggung


Bekas tentara Clark Shaun yang memenuhi tubuhnya dengan 223 nama tentara Inggris yang tewas di Afganistan
Laporan wartawan Kompas.com Taufiq Zuhdi

LONDON, KOMPAS.com - Apa yang dilakukan bekas tentara ini mungkin sangat tidak lazim. Ia rela mentato punggungnya dengan menuliskan 223 nama tentara Inggris yang tewas di Afganistan. Adalah Shaun Clark, yang rela melakukan itu demi menghormati rekannya yang tewas.

Clark, 43, menghabiskan waktunya lebih dari empat jam sehari kepada ahli tato untuk menuliskan nama-nama itu di punggungnya. "Saya tidak memikirkan penderitaan saya hari ini , asal saya bisa memberitahukan kepada para pemuda apa yang mereka lakukan di sana, serta mengumpulkan sejumlah uang bagi mereka yang terluka," katanya.

"Keluarga berpikir saya telah gila melakukan hal ini. Namun istri saya mendukung."

Pria yang telah dianugerahi dua anak ini berharap aoa yang ia lakukan akan mendapatkan 500 poundsterling dari amal untuk membantu para pahlawan. Dia berencana akan memperbarui data itu setiap tahun jika diperlukan untuk Hari Peringatan.

Ahli tato, Kevin Kent yang secara gratis membuatkan tato Clark mengatakan, pekerjaan itu telah dimulai sejak Rabu dan dirinya telah memberitahu kliennya bahwa proses itu akan lama dan menyakitkan.

Sekadar diketahui, Clark pernah bertugas di Denmark, Gibraltar and Norwegia sebelum akhirnya meninggalkan militer pada 1997. Dia mengaku telah menerima pesan dukungan dari sejumlah tentara yang kini masih bertugas diAfganistan.

Clark telah menata halaman pada sebuah situsnya untuk menerima donasi, dan hingga kini telah terkumpul 165 ponsterling.

has set up a page on the Just Giving fundraising website and has raised £165. Seorang pendukung menulis," Selamat Shaun, apa yang kamu lakukan berarti banyak bagi saya sebagaimana suami saya di sana."

Anda juga tertarik ?

Thursday, November 12, 2009

Perut Perempuan Ini Berisi 78 Sendok dan Garpu


ROTTERDAM, KOMPAS.com —
Margaret Daalman datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut. Dokter tercengang saat hasil pindaian memperlihatkan ada 78 sendok dan garpu dalam perut perempuan ini.

Para ahli bedah di Rotterdam, Belanda, pun segera membawa perempuan berusia 52 tahun itu ke meja operasi untuk mengeluarkan satu demi satu, sekitar satu lusin peralatan makan yang terjebak dalam perut perempuan itu. "Dia tampaknya menderita semacam obsesi. Setiap kali dia duduk untuk menyantap makanan, dia mengabaikan makanan, dan malah menelan alat-alat makan," kata seorang dokter.

Gambar-gambar mencengangkan tentang pembedahan Daalman itu sesungguhnya diambil lebih dari 30 tahun lalu, tetapi baru diterbitkan untuk pertama kali dalam majalah medis Belanda minggu ini. Majalah itu meminta para pembacanya untuk mengirimkan gambar-gambar tentang kisah medis yang aneh. Seorang dokter dari sebuah rumah sakit di Sittard, Belanda, lalu mengirim kisah tentang si Daalman itu.

Ketika masuk untuk proses pembedahan, Daalman, seorang sekretaris di sebuah agen properti lokal, bilang kepada para dokter, "Saya tidak bisa menjelaskan mengapa, tetapi saya merasakan desakan untuk memakan sendok dan garpu itu. Saya tidak bisa menahan diri."

Para dokter juga mengungkapkan, itu bukan pertama kalinya dia dirawat karena makan peralatan makan. Mereka mengatakan, Daalman didiagnosis menderita kelainan kepribadian yang mendorongnya untuk makan garpu dan sendok. Dia tidak pernah makan pisau, dan tidak dapat dijelaskan pula, mengapa dia tidak makan pisau.

Daalman kemudian benar-benar pulih dan dilaporkan bereaksi baik terhadap terapi yang dia jalankan untuk mengatasi gangguan kepribadiannya.

Memakan benda-benda asing tergolong kelainan yang jarang. Kadang-kadang, ada orang yang kencanduan dan memakan benda-benda yang bukan makanan atau jumlah yang tidak biasa atau pilihan komoditas makanan tertentu. Fenomena semacam itu dianggap sebagai sebentuk penyiksaan diri. Sulit bagi dokter untuk membuat diagnosis—tidak seperti pasien penyiksaan diri yang membakar atau memutilasi diri mereka— karena kerusakannya tidak selalu jelas.

Juga, hampir tidak mungkin untuk mencegah akses ke semua obyek potensial yang bisa dimakan. Hal itu menyebabkan perilaku tersebut sulit dihentikan tanpa bantuan seorang dokter penyakit jiwa.

Para dokter di Rotterdam mengatakan, mereka belum pernah mendengar kasus seseorang mengonsumsi obyek asing sebanyak yang dialami Daalman.

Busyet, 1 Kg Logam Dikeluarkan dari Perut Pria Peru


Kasus yang kurang lebih sama pernah terjadi pada Margaret Daalman dari Belanda sekitar 30 tahun lalu tetapi kasusnya baru dipublikasi baru-baru ini. Foto ini memperlihatkan proses operasi Daalman. Sebanyak 78 sendok dan garpu dikeluarkan dokter dari perut perempuan itu. Ia didiagnosis menderita kelainan kepribadian yang mendorongnya untuk makan garpu dan sendok.
Kamis, 12 November 2009 | 11:28 WIB

LIMA, KOMPAS.com - Aneh tapi nyata! Beberapa dokter Peru berhasil mengeluarkan hampir satu kilogram paku, koin dan potongan logam dari perut seorang pria.

Salah seorang dokter yang terlibat dalam operasi untuk mengeluarkan logam-logam itu, Carlos Delgado, Rabu (11/11), mengatakan, kasus itu mengejutkan para dokter. "Pasien tersebut datang dengan keluhan sakit perut parah. Setelah pemeriksaan, kami menemukan bahwa ada ratusan paku di dalam perutnya," kata Delgado, ahli bedah di rumah sakit di kota kecil Cajamarca.

Requelme Abanto Alvarado, nama pasien itu, dibawa ke rumah sakit itu, Jumat. Setelah operasi selama dua jam, para dokter mengeluarkan 900 gram paku, koin dan potongan logam dari perut laki-laki tersebut, serta satu pisau kecil.

"Saya tak pernah menghadapi kasus seperti ini. Saya telah mengoperasi banyak pasien, tapi begitu banyak benda di dalam satu perut, benar-benar bukan peristiwa biasa, " kata Carlos Delgado

Alvarado berada dalam kondisi stabil setelah operasi tersebut. Ia kini sedang diperiksa oleh para ahli kesehatan mental.

Gadis Ini Bersin 12.000 Kali Sehari


Lauren Johnson (kanan) dan ibunya, Lynn Johnson.
Kamis, 12 November 2009 | 19:21 WIB

VIRGINIA, KOMPAS.com — Lauren Johnson tampak seperti gadis 12 tahun pada umumnya, kecuali bahwa dia tidak bisa berhenti bersin. Dia bersin lebih dari 20 kali semenit atau 12.000 kali sehari. Bersin tanpa henti itu bermula dua minggu lalu ketika Lauren dari Virginia, Amerika Serikat (AS), terkena flu. Saat bebas bersin hanya ketika dia tidur.

Kondisinya itu membingungkan para dokter. Selama lima menit wawancara pada acara Today Show di AS, Lauren bersin ratusan kali, pembicaraannya terinterupsi setiap beberapa detik.

Gadis berusia 12 tahun yang dijuluki "Gesundheit Girl" (gesundheit merupakan ungkapan bahasa Jerman untuk menunjukkan harapan akan kesehatan yang baik bagi orang yang habis bersin) mengatakan, "Saya tidak bisa berhenti. Saya berpikir tidak selama ini, tetapi sekarang sudah dua minggu." Dia mengatakan, dia tidak sakit, tetapi hanya tidak nyaman.

Lauren dan ibunya Lynn Johnson tampil di acara Today Show dalam upaya untuk mencari orang yang mungkin mampu mengobati bersin yang tidak berhenti itu. Seorang ahli yakin dia menderita sebuah sindrom yang dikenal sebagai bersin senapan mesin (machine gun sneezing), di mana korbannya bersin secara terus-menerus.

Lauren mengatakan pada acara Today Show bahwa dia merasa "merana". "Ini sudah berlangsung dua minggu. Saya masih melihat teman-teman saya, tetapi saya tidak bisa ke sekolah," katanya seperti dikutip Dailymail, Kamis (12/11).

Ibunya, Lynn Johnson, selama dua minggu terakhir mendatangi sejumlah dokter untuk mendiagnosis dan mengobati putrinya, dan sekarang ke televisi dalam upaya untuk menemukan orang yang bisa mengobati atau spesialis yang dapat membantu. Mereka, sejauh ini, telah mencoba 11 pengobatan berbeda.

"Hidup baginya telah berhenti. Setiap orang bingung. Tidak seorang pun tahu bagaimana menghadapi hal ini," kata Johnson. Mereka telah mencoba hipnotis, tetapi itu juga tidak berhasil. Lauren juga mencari seorang terapis, siapa tahu faktor psikologis memicu reaksi fisiknya.

Lauren mengatakan kepada situs berita lokal, "Bagian tersulit dari bersin ini adalah tidak bisa sekolah dan ketika orang-orang menatap keheranan."